A. PENGERTIAN BUDAYA POLITIK
Sejak
reformasi tahun 1998,kesadaran politik masyarakat indonesia meningkat cukup
tajam. Berbagai hal yang sebelumnya dianggap tabu atau aneh kini menjadi hal
yang sangat biasa. Contohnya adalah demontrasi mahasiswa, buruh, atau masyarakat
sipil.
Pada
masa kepemimpinan Soeharto atau era orde baru, Demontrasi tidak di perbolehkan
karena di anggap mengganggu stabilitas keamanan. Tapi saat ini, Demontrasi
tidak di larang,karena merupakan hak rakyat untuk mennyampaikan aspirasinya
kepada pemimpin. Ini hanya satu contoh dari gejala budaya politik yang
berkembang dalam masyarakai indonesia.
Budaya politik dapat diartikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
Budaya politik dapat diartikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
Secara
umum, budaya politik terbagi atas:
1.
Budaya
politi apatis (acuh,masa bodoh,pasif)
2.
Budaya
politik mobilisasi (didorong atau sengaja di mobilisasi)
3.
Budaya
politik partisipatif (aktif)
Model budaya politik yang berkembang dalam suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Model budaya politik yang berkembang dalam suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1.
Tingkatpendidikan
warga masyarakat (faktor kunci)
2.
Tingkat
ekonomi (semakin sejahera rakyat maka semakin tinggi partisipasi politiknya)
3.
Reformasi
politik/political will (semangat merevisi dan mengadopsi sistem politik yang
lebih baik)
4.
Supremasi
hukum(adanya penegakkan hukum yang adil,independen,dan bebas)
5.
Media
komunikasi yang independen (berfungsi sebagai kontrol sosial, bebas, dan
mandiri)
Budaya politik lebih merupakan sifat atau karakter berpolitik berkembang dalam masyarakat dengan seperangkat objek dan proses sosial yang bersifat khusus.
Budaya politik lebih merupakan sifat atau karakter berpolitik berkembang dalam masyarakat dengan seperangkat objek dan proses sosial yang bersifat khusus.
Almond
dan Verba membagi orentasi politik menjadi tiga bagian:
1.
Orientasi
kognitif,
merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem politik, peran, dan segala
kewajibannya.
2.
Orientasi
afektif,
merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem masyarakat terhadap sistem
politik dan perannya, serta para aktor dan penampilannya.
3.
Orientasi
evaluatif,
merupakan keputusan atau pendapat masyarakat tentang objek-objek politik yang
secara tipikal melibatkan nilai moral yang ada dalam masyarakat dengan kreteria
informasi dan perasaan yang mereka miliki.
Dari
tiga orentasi ini, Almon dan Verba mengindentifikasikan tiga objek yang di tuju
dalam orentasi politik. Ketiga objek dari orentasi politik tersebut adalah
sebagai berikut :
1.
Peran
atau struktur dari sebuah intitusi politik. Contohnya adalah peran atau
struktur badan legislatif (DPR) dan eksekutif (Pemerintah) atau birokrasi.
2.
Para
pemegang jabatan atau aktor dari sebuah institusi negara seperti pemimpin
monarki, legislator, dan administrator.
3.
Kebijakan,
keputusan dan penguatan keputusan yang di buat oleh para aktor di dalam negara.
B.TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK
Salah
satu model kebudayaan politik adalah model kebudayaan warga negara, yaitu model
yang terbentuk oleh tingkat partisipasi politik warga negara yang tinggi.
Dimensi-dimensi
yang biasanya menjadi ukuran dalam menentukan budaya politik suatu masyarakat
adalah sebagai berikut :
1.
Tingkat
pengetahuan umum masyarakat mengenai sistem politik negaranya, seperti
pengetahuan tentang sejarah,letak geografis, dan konstitusu negara.
2.
Pemahaman
masyarakat mengenai struktur dan peran pemerintah dalam kebijakan.
3.
Pemahaman
mengenai penguatan kebijakan yang meliputi masukan opini dari masyarakat dan
media masa kepada pemerintah.
4.
sejauhmana
partisipasi masyarakat dalam berpolitik dan bernegara, serta sejauh mana
pemahamannya mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara.
TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK MENURUTØ ALMOND DAN
VERBA
1.
Budaya politik
parokial
: Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan parokial bila frekuensi
orentasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol
atau tudak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut.
Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau
masyarakat pedalaman diIndonesia.
2.
Budaya politik
Subjek
: Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan politik subjek jika terdapat
frekuensi orentasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum
dan objek output atau pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah.
3.
Budaya politik
partisipan
: Tipe politik yangv ketiga ini adalah suatu bentuk
budaya politik di mana anggota masyarakat sudah memiliki pemahaman yang baik
mengenai empat dimensi penentu budaya politik.
TIPE-TIPE
BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI INDONESIA
Budaya politik Tradisional : budaya politik yang mengedepankan satu budaya dari etnis tertentu tang ada di indonesia.
Budaya politik Tradisional : budaya politik yang mengedepankan satu budaya dari etnis tertentu tang ada di indonesia.
1.
Budaya
politik islam : budaya politik islam adalah budaya politik yang lebih
mendasarkan idenya pada satu keyakinan dan nilai agama tertentu dalam hal ini
tentu saja agama ialam.
2.
Budaya
politik modern : Budaya politik modern adalah budaya politik yang mencoba
meninggalkan karakter etnis tertentu atau pendasaran pada agama tertentu.
TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK MENURUT CLIFFORD
GEERTZ
1.
Budaya politik
Abangan
: Budaya politik Abangan adalah budaya politik masyarakat yang menekankan
aspek-aspek animisme atau kepercayaan terhadap adanya roh halus yang dapat
mempengaruhi hidup manusia.
2.
Budaya politik
Santri
: Budaya politik santri adalah budaya politik masyarakat yang menekankan
aspek-aspek keagamaan,khususnya agama islam.
3.
Budaya politik
Priyayi :
Budaya politik priyayi adalah budaya politik masyarakat yang menekankan
keluhuran tradisi.
C. PERKEMBANGAN
TIPE BUDAYA POLITIK SEJALAN DENGAN PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK YANG BERLAKU
Pada negara-negara demokrasi pada
umumnya, partisipasi warga negaranya dapat mempengaruhi pembuatan suatu
kebijakan (policy). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Samuel P. Huntington
dan Joan Nelson yang mennyatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan
warga negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksid untuk
mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah.Partisipasi biasa bersifat
individual dan atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis,
secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak
efektif. Sedangkan menurut Hebert McClosky, partisipasi politik adalah
kegiatan-kegiatan sukarela diri waga masyarakat melalui mana mereka mengambil
bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan cara langsung atau tidak langsung,
dalam proses pembentukan kebijakan umum.
Negara sebagai suatu organisasi merupakan satu sistem politik yang menyangkut proses penentuan atau pelaksanaan tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap insan politik harus dapat menujukan partisipasinya dalam kegiatan yang berkaitan dengan hak warga negara, yang bertujuan untuk ikut mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan warga negara dalam bentuk partisipasi politik berikut ini :
1.
Terbentuknya
organisasi-organisasi politik dan organisasi masyarakat sebagai bagian dari
kegiatan sosial, sekaligus sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut
menentukan kebijakan negara.
2.
Lahirnya
kelompok-kelompok kepentingan, kelompok-kelompok penekan, dan lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) sebagai kontrol sosial maupun pemberi input terhadap
kebijaksanaan pemerintah.
3.
Pelaksanaan
pemilu yang memberi kesempatan kepada warga negara untuk dipilih dan memilih,
misalnya kampenye, menjadi pemilih aktif, atau menjadi anggota perlemen.
4.
Munculnya
kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warga pada sistem input dan output
kepada pemerintah, misalnya melalui unjuk rasa, petisi, protes, dan demontrasi.
D. PENTINGNYA
SOSIALISASI PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK
Menurut Samuel P. Huntington, modernisasi
budaya politik di tandai oleh tiga hal, yaitu rasionalisasi wewenang, diferensiasi
struktur, dan perluasan peran serta masyarakat dalam politik.
1.
Sikap
politik yang rasional dan otonom didalam masyarakat.
2.
Diferensiasi
struktur, Maksudnya, sudah ada spesifikasi tugas yang perlu dilakukan.
3.
Perluasan
peran serta politik di dalam masyarakat, Masyarakat semakin sadar atau melek
politik.
Bila
ketiga indikator budaya politik ini sudah berkembang di dalam masyarakat maka
budaya politik yang demokratis menemukan esensinya.
E. PERAN SERTA BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
Budaya politik partisipan adalah budaya politik
yang mencoba mengarahkan masyarakat untuk berperan aktif dalam proses politik
yang berlangsung didalam lingkungannya. Budaya politik demokratis adalah budaya
politik yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan yang tertinggi.