Jumat, 30 Desember 2011

Memahami Paradigma Definisi Sosial dalam Sosiologi

Paradigma definisi sosial dalam sosiologi yang telah dipelopori oleh Max Weber merupakan suatu pendekatan terhadap individu. Tanpa melepaskan dari pencarian untuk penjelasan kausal Max Weber (1864-1920) menempatkan konsep tindakan individu yang bermakna pada pusat teorinya tentang masyarakat.
 
Bagi Weber ciri yang mencolok dari hubungan-hubungan sosial adalah kenyataan bahwa hubungan-hubungan tersebut bermakna bagi mereka yang mengambil bagian didalamnya. Melalui analisis kenyataan tindakan manusialah kita memperoleh pengetahuan mengenai ciri dan keanekaragaman masyarakat manusia. Perfektif kontruktifisme beranggapan bahwa perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam. Manusia selalu bertindak sebagai agen dengan bertindak mengkonstruksi realitas sosial.
Sosiologi bagi Weber adalah ilmu tentang perilaku sosial, perilaku sosial terjadi dikarenakan pergeseran kearah kenyakinan, motivasi dan tujuan dari anggota masyarakat, yang semuanya memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya. Pada halaman pertama bukunya Wirtschaft und Gesellschaft (Economy and society), ia menuliskan bahwa sosiologi; “eine wissenchaft, welche soziales handeln deutend versthen und dadurch in seinen wirkungen ursachlich arklaren will”. Artinya  ilmu yang bertujuan untuk memahami perilaku sosial melalui penafsirannya, dan dengan itu menerangkan jalan perkembangannya dan akibat-akibatnya menurut sebab-sebabnya. Sedangkan tujuan interpretatif dari tindakan sosial adalah untuk sampai pada penjelasan kausal mengenai berbagai peristiwa beserta akibatnya.
Menurut Weber bahwa tindakan sosial serta antar hubungan sosial merupakan yang dikaji oleh sosiologi. Bahwa yang dimaksudkan tindakan sosial menurut Weber tindakan individu yang sepanjang tindakannya itu memiliki makna atau arti subjektif bagi diri dan diarahkan bagi orang lain. Sebaliknya jika tindakan tersebut diarahkan dengan objeknya benda mati, tanpa dihubungkannya dengan tindakan orang lain maka, bukan termasuk tindakan sosial.
Pola perilaku khusus yang sama mungkin bisa sesuai dengan kategori-kategori tindakan sosial yang berbeda dalam situasi yang berbeda, tergantung pada orientasi subjektif dari individu yang terlibat. Jabatan tangan mungkin suatu ungkapan persahabatan yang spontan, mungkin mencerminkan kebiasaan, atau menunjukan persetujuan usaha dagang antara orang yang tidak memiliki hubungan sosial yang lain. Tindakan sosial hanya dapat dimengerti menurut arti subjek dan pola-pola motivasional yang berkaitan dengan itu.
Weber menganjurkan melalui penafsiran dan pemahaman (interpretave understhanding) atau dengan terminologi vestehen dan harus memahami motif tindakan aktor. Tekanan vestehen untuk memperoleh data yang valid tentang arti-arti subjektif tindakan sosial. Bagi Weber, istilah ini, tidak sekedar introspeksi.
Introspeksi memberikan pemahaman atau motif sendiri atau arti subjektif, tidak cukup memahami arti-arti subjek tindakan orang lain. Sebaliknya apa yang diminta adalah empati kemampuan untuk menempatkan kerangka diri untuk berfikir kerangka orang lain yang perilakunya mau dijelaskan dan situasi-situasi dan tujuannya mau dilihat dalam perfektif itu. Sosiologi sebagai cara pandang dengan metode vestehen menjadikan sosiologi menjadi cara pandang yang melakukan pembongkaran terhadap yang terkandung dari tindakan.

0 komentar:

Posting Komentar