Penulis : Tim AndrieWongso
Jumat, 24 Februari 2012
Kecenderungan minat mahasiswa menjadi pengusaha makin tinggi. Ini juga didukung oleh sejumlah perguruan tinggi yang mulai memberikan mata kuliah kewirausahaan. Karena itu, ketika mereka ditantang untuk membuat ide usaha, ribuan proposal bisa segera mereka kirimkan.
Kecenderungan minat mahasiswa menjadi pengusaha makin tinggi. Ini juga didukung oleh sejumlah perguruan tinggi yang mulai memberikan mata kuliah kewirausahaan. Karena itu, ketika mereka ditantang untuk membuat ide usaha, ribuan proposal bisa segera mereka kirimkan.
Kejadian itulah yang dialami Sonny B Sofjan ketika ia bersama timnya menggagas kompetisi kewirausahaan. Pertengahan tahun lalu ide kompetisi itu dimulai dengan dukungan dari perusahaan minuman terbesar nasional, PT Sinar Sosro. Maka lahirlah Sosro Joy Green Tea Youth Competition 2011.
"Ada 2000 proposal bisnis yang dikirim," kata Sonny yang tak lain adalah founder Pillar Business Accelerator, mitra Sinar Sosro dalam kompetisi tersebut. Proposal itu berasal dari berbagai mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia. Setelah melalui seleksi terpilihlah 20 finalis dari empat daerah (Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur). Para finalis kemudian menjalani masa mentoring selama delapan minggu mulai November 2011 sebelum kemudian ditentukan siapa pemenangnya.
Masa mentoring memang menjadi masa paling berarti bagi para finalis karena ini menjadi pembelajaran yang tak mereka dapatkan sebelumnya. Memang di antara mereka banyak yang sudah "menjadi pengusaha" sebelum mereka ikut kompetisi itu, tetapi jauh bermanfaat mendapatkan pembinaan langsung dari para mentor yang tak lain adalah pebisnis praktis. Sehingga dengan cepat mereka mendapatkan transfer pengalaman bisnis.
Terbukti, setelah melalui proses mentoring itu, sejumlah "mahasiswa pengusaha" (karena selain menjadi mahasiswa juga menjalankan usaha) bisa meningkatkan omsetnya. Muhammad Akhyar Rosidi, dari Institut Pertanian Bogor, misalnya, kini memiliki omzet Rp 300-an juta sebulan dari berjualan aneka tas yang dilakukan secara online dan menggunakan fasilitas jejaring sosial Facebook. Untuk ukuran mahasiswa, bisnisnya dengan brand "Gembool" ini jumlah tersebut sudah luar biasa. Akhyar dan Gembool-nya kemudian ditetapkan sebagai "Juara Favorit" dalam kompetisi tersebut pada 23 Februari 2012 kemarin. Sedangkan "Best of The Best" dari kejuaraan itu adalah Bakpia Telo Joglo, yang dikembangkan Widodo (Universitas Gajah Mada, Yogyakarta).
Ajang kompetisi seperti ini sekarang makin banyak dilakukan sejumlah pihak. Tentunya kecenderungan ini makin baik. Karena itu peran perusahaan besar, seperti Sosro, dalam membina para mahasiswa ini patut didukung.
"Ada 2000 proposal bisnis yang dikirim," kata Sonny yang tak lain adalah founder Pillar Business Accelerator, mitra Sinar Sosro dalam kompetisi tersebut. Proposal itu berasal dari berbagai mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia. Setelah melalui seleksi terpilihlah 20 finalis dari empat daerah (Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur). Para finalis kemudian menjalani masa mentoring selama delapan minggu mulai November 2011 sebelum kemudian ditentukan siapa pemenangnya.
Masa mentoring memang menjadi masa paling berarti bagi para finalis karena ini menjadi pembelajaran yang tak mereka dapatkan sebelumnya. Memang di antara mereka banyak yang sudah "menjadi pengusaha" sebelum mereka ikut kompetisi itu, tetapi jauh bermanfaat mendapatkan pembinaan langsung dari para mentor yang tak lain adalah pebisnis praktis. Sehingga dengan cepat mereka mendapatkan transfer pengalaman bisnis.
Terbukti, setelah melalui proses mentoring itu, sejumlah "mahasiswa pengusaha" (karena selain menjadi mahasiswa juga menjalankan usaha) bisa meningkatkan omsetnya. Muhammad Akhyar Rosidi, dari Institut Pertanian Bogor, misalnya, kini memiliki omzet Rp 300-an juta sebulan dari berjualan aneka tas yang dilakukan secara online dan menggunakan fasilitas jejaring sosial Facebook. Untuk ukuran mahasiswa, bisnisnya dengan brand "Gembool" ini jumlah tersebut sudah luar biasa. Akhyar dan Gembool-nya kemudian ditetapkan sebagai "Juara Favorit" dalam kompetisi tersebut pada 23 Februari 2012 kemarin. Sedangkan "Best of The Best" dari kejuaraan itu adalah Bakpia Telo Joglo, yang dikembangkan Widodo (Universitas Gajah Mada, Yogyakarta).
Ajang kompetisi seperti ini sekarang makin banyak dilakukan sejumlah pihak. Tentunya kecenderungan ini makin baik. Karena itu peran perusahaan besar, seperti Sosro, dalam membina para mahasiswa ini patut didukung.
0 komentar:
Posting Komentar